Jakarta (Share Salaam) – Berangkat dari rasa penasaran tentang babi yang seluruh tubuhnya hingga bagian yang terkecil dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk sehari-hari, seorang desainer asal Belanda, Christien Meindertsma, mengikuti perjalanan seekor babi selama tiga tahun dimulai saat hewan tersebut masuk dalam industri.
Pada tahun 2007 hasil penelitiannya tentang babi ditulis dalam sebuah buku katalog berjudul “PIG 05049”, yang merupakan nomor induk hewan tersebut.
Beberapa produk mengandung babi yang ditampilkan dalam buku tersebut terlihat biasa, seperti kue dan makanan lainnya.
Namun, beberapa produk cukup mengejutkan karena ternyata barang yang tampaknya tak mungkin dibuat dari bagian tubuh babi, ternyata mengandung bahan tersebut.
“Secara keseluruhan, saya menemukan 185 produk,” kata Meindertsma.
Produk mengandung babi
Dalam program TED pada September 2010, Meindertsma menunjukkan produk mengandung babi mulai dari tempat mengawali pagi, yakni kamar mandi.
“Di dalam sabun ada asam lemak yang terbuat dari lemak tulang babi yang dididihkan, yang digunakan untuk menguatkan bahan, juga untuk memberikan kesan mengkilap seperti mutiara,” jelas dia.
Selain sabun, lemak dari tulang babi juga digunakan dalam banyak produk kamar mandi dan kosmetik seperti shampo, kondisioner, krim anti-kerut, “body lotion”, dan pasta gigi.
Selanjutnya, Meindertsma beranjak ke produk makanan.
“Sebelum sarapan, Anda banyak sekali berjumpa dengan babi,” katanya, seraya menjelaskan bahwa bulu babi atau protein dari rambut babi digunakan untuk mengembangkan adonan roti.
Menurut keterangan dari para pembuat roti dan makanan, lemak tidak ditemukan dalam produk butter (berbahan dasar susu) rendah lemak, atau produk-produk rendah lemak (low-fat products) karena memang telah dikeluarkan. Akibatnya, adonan kehilangan rasa dan tekstur sehingga akan kurang menarik.
“Jadi yang dilakukan oleh para produsen adalah mencampurkan gelatin babi ke dalam adonan untuk menjaga teksturnya,” ujar Meindertsma.
Gelatin adalah protein (kolagen) yang terbuat dari kulit, tulang dan jaringan ikat.
Gelatin juga dapat ditemukan dalam cake keju dan semua sajian pencuci mulut, seperti coklat mousse, tiramisu dan puding vanilla. Semua produk yang didinginkan di supermarket mengandung gelatin untuk membuatnya terlihat enak.
Meindertsma mengatakan gelatin babi juga ada dalam bir.
“Dalam proses pembuatannya, ada banyak unsur busa di dalam bir. Jadi untuk menghilangkan busa ini, apa yang dilakukan oleh beberapa pabrik adalah mereka menuangkan bir di atas semacam saringan gelatin untuk menghilangkan busa tersebut,” jelasnya.
“Hal yang sama juga dilakukan pada anggur dan jus buah,” imbuhnya.
Tak biasa
Kandungan babi dalam produk makanan dan minuman mungkin biasa saja, karena hewan ini memang jamak dikonsumsi.
Namun, Meindertsma menemukan sejumlah produk yang (seharusnya) tak mengandung babi.
Selain dalam makanan, gelatin juga dipakai dalam keramik China. “Ada gelatin untuk membuatnya mengkilap dan menambah kekuatannya,” jelas Meindertsma.
Dia menambahkan bahwa babi juga digunakan di dalam cat untuk membentuk tekstur dan memberi kesan “glossy” (mengkilap) yang menarik.
Adapun tulang babi digunakan untuk merekatkan pasir dan kertas saat membuat amplas, sedangkan bulu babi dipakai untuk membut kuas cat karena sifat alamiahnya yang kaku dan keras.
“Saat Anda pulang kerja, di bawah jalan atau gedung yang Anda lihat, ada beton yang berpori. Mungkin saja ini terbuat dari protein, dari bagian dalam tulang babi, yang juga dapat digunakan kembali,” terang Meindertsma.
Penjelasannya tentang produk mengandung babi semakin mengejutkan karena di bagian rem kereta – setidaknya di bagian rem kereta buatan Jerman – ada bagian dari rem yang terbuat dari abu tulang babi.
Temuan lain yang tak kalah mencengangkan adalah abu tulang babi digunakan sebagai lapisan pelindung pada “aluminium mould” atau cetakan aluminium. Dengan bahan ini pesawat ulang alik dapat mudah meluncur ke angkasa.
Setelah itu Meindertsma melanjutkan presentasinya tentang peluru dari sebuah pabrik amunisi besar di Amerika Serikat. Tulang babi yang mengandung kolagen diolah menjadi gelatin dan digunakan dalam produksi peluru. Gelatin dalam peluru membantu mentranspor bubuk mesiu atau kordit ke dalam peluru.
Babi juga ada di dalam rokok. Menurut dia, ada sebuah perusahaan di Yunani yang memproduksi rokok yang mengandung hemoglobin dari babi di dalam filter (penyaring) rokok mereka.
“Menurut mereka bahan ini menciptakan paru-paru buatan di dalam filter. Jadilah produk ini rokok yang ‘lebih sehat’,” ujar dia.
“Kesehatan”
Babi juga merambah produk obat-obatan.
Meindertsma menjelaskan bahwa sejak tahun 1970-an kolagen suntik dari babi telah disuntikkan ke bagian wajah yang keriput.
Selain itu, kolagen dari kulit babi dapat diolah menjadi gelatin untuk membuat kulit kapsul obat. Gelatin sangat berguna menyimpan cairan atau minyak, termasuk bahan lain yang tersimpan di dalamnya.
Meindertsma melanjutkan bahwa karena babi sebenarnya sangat dekat dengan manusia, maka demikian juga kolagen. “Jadi, hal paling menarik yang saya temukan adalah katup jantung babi,” kata dia.
Dia berpendapat sebenarnya katup jantung babi adalah produk berteknologi rendah, sekaligus berteknologi tinggi.
“Ini adalah teknologi rendah karena sebenarnya ini benar-benar katup jantung babi yang dipasang pada sesuatu yang berteknologi tinggi, yang merupakan sampul metal memori. Katup jantung babi ini dapat diimplan ke jantung manusia tanpa operasi jantung terbuka,” jelas dia.
Dia melanjutkan, “Sekali produk ini dipasang pada tempat yang tepat, ia akan memindahkan lapisan luar, dan katup jantung akan menyesuaikan bentuknya. Dan pada saat itu juga jantung akan segera berdetak. Itu sungguh merupakan momen yang ajaib.”
Christien mengatakan katup jantung babi ini dihasilkan oleh sebuah perusahaan Belanda.
“Saya menghubungi mereka, dan bertanya, apakah bisa meminjam produk mereka. Pembuat produk ini sangat bersemangat,” ujar dia.
Dia menambahkan, “Mereka bilang, ‘oke, kami akan menaruhnya di dalam toples dengan formalin, dan kamu bisa meminjamnya,’,” kata Christien.
Namun, selama beberapa pekan dia tidak mendapat kabar dari perusahaan tersebut.
“Maka saya menghubungi mereka. Saya tanya, ‘bagaimana dengan katup jantungnya? Mereka jawab, ‘direktur perusahaan memutuskan untuk tidak meminjamkannya padamu, karena dia tidak ingin produk ini dikaitkan dengan babi’,” jelas Christien.
Produk terakhir yang ditampilkan di buku PIG 05049 adalah energi terbarukan yang diproduksi dari kotoran babi.
Jadi, semua bagian tubuh babi sampai yang terkecil dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk sehari-hari hingga dalam industri berat.
Sumber: www.ted.com; http://christienmeindertsma.com
Penulis: Share Salaam
Subhanallah…Ujian bagi Muslim.