Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Muallaf di usia 14 tahun

Ilustrasi. (Kristina Evstifeeva on Unsplash)

New Muslim Circle di Masjid London Timur adalah sebuah forum diskusi Muslim yang unik karena dihadiri pula oleh para muallaf yang baru terbilang pekan atau bulanan memeluk Islam. Bahkan ada juga non Muslim yang baru akan bersyahadat hadir di kegiatan diskusi ini.

Forum ini sangat menarik bagiku karena aku bisa mengetahui beragam kisah spiritual yang melatarbelakangi mereka memilih Islam.

Ada yang masuk Islam setelah mengalami sakit berat dan kemudian bertanya kembali tentang tujuan hidupnya di dunia ini. Ada juga seorang muallaf yang terkesima dengan akhlaq temen kuliahnya yang Muslim. Selain itu, ada yang menikah dengan laki-laki Muslim sementara dirinya masih non Muslim, dan akhirnya dia memutuskan untuk bersyahadat. Pokoknya sungguh bermacam-macam kisah mereka.

Seingatku sudah dua kali aku menjadi saksi atas dua Muslimah yang menyatakan syahadatnya di hadapan imam masjid dan saudara-saudara Muslimah yang lain.

Pengalaman ke dua sangat berkesan.

Gadis ini masih berusia 14 tahun. Sangat muda tentu, dan umur segitu di Inggris mestinya sibuk dengan musik, TV, majalah mode, film, dan kesenangan ala remaja lainnya.

Tapi gadis ini memang berbeda dari remaja umumnya yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan besenang-senang. Dia berasal dari keluarga Kristen yang taat. Setiap Ahad dia pergi ke gereja.

Suatu hari waktu dia akan menghadiri misa di gereja, dia melihat ada seorang laki-laki duduk di atas kursi roda hendak memasuki rumah ibadah tersebut. Untuk sampai ke pintu gereja, ada beberapa anak tangga yang harus dilewati.

Betapa terkejutnya gadis ini karena laki-laki ini tiba-tiba berdiri dari kursi rodanya dan mendorongnya sendiri naik hingga ke pintu gereja. Kemudian, dia duduk kembali dan masuk ke rumah ibadah itu dalam posisi di atas kursi roda.

Selama acara misa, laki-laki ini menunjukkan miracle of God (keajaiban tuhan). Dia terus berdoa dan meminta supaya bisa kembali berdiri. Tentu saja semua orang di dalam gereja mengira bahwa lelaki ini memang cacat dan tidak bisa berdiri. Dan setelah doa-doa dia panjatkan, hari itu juga di dalam gereja itu dia bisa berdiri!

Gadis remaja ini shocked bukan main. Dia merasa dibohongi di dalam gereja itu. Dia merasa kepercayaan yang dia miliki pada para pemuka gereja disalahgunakan. Sejak kejadian itu dia tidak percaya lagi pada institusi gereja.

Peristiwa tersebut membuatnya lost. Dia tidak lagi mempercayai ajaran gereja, namun tak punya pegangan lain.

Syukur, dia punya teman seorang Muslim yang bisa diajak dialog dan curhat. Kepada kawannya dia banyak bertanya tentang konsep ketuhanan dalam Islam dan bagaimana Muslim begitu teguh memegang keimanannya. Si gadis juga bertanya tentang kedudukan Yesus sebagai Nabi dan Rasul dalam Islam, yang tidak mengakuinya sebagai anak Tuhan. Dia juga mengulik bagaimana seorang manusia biasa bisa langsung menyembah Tuhannya tanpa perantara siapa pun.

Semua hal tersebut mungkin normal bagi kita yang sudah Muslim sejak lahir.  Tapi bagi dia, topik-topik itu sangat menakjubkan dan menarik.

Setelah membaca banyak buku, mengkaji dan mencari tahu tentang Islam, serta berupaya memecahkan segala tanda tanya dalam kepalanya, akhirnya pada Sabtu di bulan Maret dia menyatakan kesaksiannya bahwa tiada Tuhan yang layak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya Allah.

Aku ingat semua berseru “Allahu Akbar!”

Setelah dia resmi menjadi Muslimah, aku sempatkan menyalami dan memeluk dirinya.

Aku ucapkan selamat datang di keluarga besar Muslim. “Welcome to the big Muslim family sis!”

“Thank you very much sis!”, katanya sambil tersenyum.

Seketika aku rasakan hawa persaudaraan itu menyelimuti kami.

Maasya Allah!

Diceritakan kembali dari pengalaman Yumna Umm Nusaybah, penulis dan aktivis dakwah Indonesia yang kini menetap di London, Inggris. Tulisan asli diunggah di blog pribadinya: ameeratuljannah.blogspot.com pada 24 Mei, 2009.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *