Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Tak pernah ada foto makam Rasulullah ﷺ

Masjid Nabawi. (Share Salaam)

Madinah, Arab Saudi (Share Salaam) – Rasulullah Muhammad ﷺ adalah manusia yang wajib dicintai oleh setiap Muslim.

Beliau pernah mengatakan kepada Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa belum beriman seseorang hingga dirinya mencintai Rasul Allah melebihi cintanya pada diri dan keluarganya.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al Bukhari (no. 6632) dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam radhiyallahu ‘anhu.

Mencintai Rasulullah ﷺ memiliki konsekuensi untuk mencintai Allah ﷻ dan menjalankan segala perintah-Nya yang diajarkan oleh Rasul-Nya.

Hal tersebut dinyatakan oleh Allah ﷻ dalam Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.”

Namun, ada kalanya cinta kepada Rasulullah ﷺ diungkapkan oleh sebagian Muslim dengan cara yang berlebihan dan tergolong salah, bahkan dapat menjeremuskan diri mereka pada perbuatan dosa.

Salah satu ungkapan cinta kepada Rasulullah ﷺ yang salah adalah memuja makam beliau dan menjadikannya tempat suci untuk memanjatkan doa. Sehingga, tidak sedikit orang yang memanfaatkan “makam” Rasulullah ﷺ untuk memperoleh keuntungan materi.

Seorang pengurus Masjid Nabawi di Madinah, Faizal Al Faiz, menjelaskan bahwa banyak foto yang beredar di internet yang diklaim oleh orang-orang tertentu sebagai makam Nabi Muhammad ﷺ.

“Mereka mengklaim foto sebuah makam sebagai makam Rasulullah ﷺ dan menyebarkannya ke masyarakat. Kemudian mereka meminta uang dari orang-orang yang mau berdoa di makam itu,” kata dia, seraya menyayangkan tindakan tersebut karena membohongi dan merugikan Umat Islam.

Dia menunjukkan bahwa beberapa foto yang beredar di internet telah dipercaya oleh sebagian orang sebagai makam Rasulullah ﷺ.

Padahal, makam-makam itu hanyalah kuburan dari tokoh-tokoh tertentu yang berada di Turki dan Palestina.

Tak pernah ada foto makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Pengurus Masjid Nabawi, Faizal Al Faiz, menunjuk gambar sebuah makam di Turki (22/7/2018). Gambar tersebut banyak beredar di internet dan diklaim sebagai makam Rasulullah Muhammad ﷺ. (Share Salaam)
Tak pernah ada foto makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Sebuah makam di Palestina yang diklaim sebagai makam Rasulullah ﷺ .(Share Salaam)
Tak pernah ada foto makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Pengurus Masjid Nabawi, Faizal Al Faiz, menunjuk gambar sebuah makam di Turki (22/7/2018). Gambar tersebut banyak beredar di internet dan diklaim sebagai makam Rasulullah Muhammad ﷺ. (Share Salaam)

Menurut Faizal, makam Rasulullah ﷺ yang berada di dalam sebuah ruangan dari bagian kompleks Masjid Nabawi.

Ruangan tersebut ditutup pintu besi yang senantiasa dikunci dan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan makam.

Di dalam ruangan itulah terdapat makam Rasulullah ﷺ yang sengaja ditutup dengan tirai yang dipasang dari langit-langit hingga lantai untuk mencegah orang-orang melakukan perbuatan yang berlebihan saat berziarah, seperti berdoa kepada Rasulullah ﷺ (bukan kepada Allah ﷻ), meletakkan benda-benda tertentu di dekat makam dengan niat agar hajatnya terpenuhi, dan perbuatan sesat lainnya.

Tak pernah ada foto makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Pintu menuju makam Rasulullah ﷺ. (Share Salaam)
Tak pernah ada foto makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Makam Rasulullah ﷺ tertutup tirai. (Share Salaam)

Faizal menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ dimakamkan di rumahnya yang besebelahan dengan Masjid Nabawi.

Di samping makam Rasul ﷺ ada makam dari dua sahabatnya, yakni Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dan Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu.

Makam Rasulullah ﷺ dan kedua sahabatnya tidak memiliki nisan dan tidak ditinggikan.

Dengan penjagaan seperti demikian, maka sangat tidak mungkin ada orang yang memiliki foto atau gambar dari makam Rasulullah ﷺ.

Ungkapan cinta kepada Rasulullah ﷺ seharusnya terlihat dari upaya kita untuk senantiasa menyamai pikiran, lisan dan perbuatan seperti yang dicontohkan oleh beliau, bukan berlomba-lomba untuk memiliki foto makam beliau.

Penulis: Share Salaam

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *